Yayasan SST Tanam Pohon Di Weturlely: Dukung Agroforestri Dan Ekowisata

banner 468x60

Tanimbar (Maluku) Kompas86.com –
Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Yayasan Sor Silai Tanimbar (SST) melaksanakan aksi penanaman pohon buah dan pohon kehutanan di kawasan sumber air Weturlely, Desa Latdalam, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.

Kegiatan ini dihadiri oleh Staf Ahli Bupati bidang Pembangunan dan SDM, Somalay Batlayery, mewakili Bupati Kepulauan Tanimbar; Wakapolres Kepulauan Tanimbar Kompol Wilhelmus Bernard Minanlarat; perwakilan Kodim 1507/Saumlaki; Kepala Dinas Pariwisata Imanuel JF Umnehopa; perwakilan Camat Tanimbar Selatan; serta Forkopimcam, Pemerintah Desa Latdalam, BPD, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, pemuda desa, dan sejumlah warga desa setempat.

Kegiatan yang dipusatkan langsung di lokasi air Weturlely ini menjadi bagian dari komitmen yayasan dalam mendukung pelestarian lingkungan sekaligus mendorong penguatan ekonomi masyarakat melalui pengembangan agroforestri dan ekowisata berbasis komunitas.

Kawasan Weturlely, yang dalam bahasa lokal Yamdena berarti “air yang keluar dari dalam tanah”, merupakan destinasi alam yang dikenal karena kejernihan airnya, vegetasi yang asri, dan panorama alami yang memukau.

Selain menjadi sumber utama air bersih bagi masyarakat Desa Latdalam, kawasan ini juga telah ditata secara swadaya oleh warga dan pemerintah desa sebagai tujuan wisata berbasis alam dan budaya lokal.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Desa Latdalam aktif mengembangkan kawasan Weturlely sebagai objek wisata alam. Fasilitas seperti gazebo dibangun dengan dukungan dari INPEX Masela Ltd., dan saat ini jalur akses menuju lokasi sedang diperbaiki guna menunjang kenyamanan pengunjung. Namun, seiring meningkatnya aktivitas di kawasan ini, ancaman terhadap kelestarian lingkungan pun meningkat.

Menjawab tantangan tersebut, Yayasan SST menggagas kegiatan penanaman pohon dengan pendekatan agroforestri, yaitu sistem yang menggabungkan tanaman kehutanan dan tanaman produktif (buah-buahan) untuk menciptakan keseimbangan antara konservasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari permintaan resmi Pemerintah Desa Latdalam pada tahun 2024. “Kami ingin agar Weturlely tidak hanya menjadi tempat wisata alam biasa, tetapi juga menjadi kawasan konservasi dan ketahanan pangan lokal,” ungkap Ketua Yayasan Sor Silai Tanimbar, Simon Lolonlun .

Ketua Yayasan SST Simon Lolonlun, menegaskan bahwa pendekatan agroforestri yang diterapkan menggabungkan pelestarian hutan dengan manfaat ekonomi melalui tanaman produktif seperti pohon buah.

“Kami ingin agar Weturlely tidak hanya menjadi tempat wisata alam biasa, tetapi juga menjadi kawasan konservasi dan ketahanan pangan lokal. Dengan pohon buah yang tumbuh, wisatawan bisa menikmati hasilnya, dan masyarakat mendapat manfaat ekonomi langsung.” tandasnya.

Dikatakan, Yayasan SST adalah salah satu penerima manfaat periode kedua tahun 2025 dalam program tersebut, yang mendukung target nasional FOLU Net Sink 2030, sebuah komitmen Indonesia untuk menjadikan sektor kehutanan sebagai penyerap karbon bersih melalui restorasi dan konservasi,”pungkasnya.
#(mas agus)#.

Pos terkait