Waled Landeng Usul Satgas Penegak Etika Medsos di Aceh: Yang Berkata Kasar, Kita Jemput dan Bina

banner 468x60

Kompas86.com, Banda Aceh – Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Tgk. Teuku Zulfadli, S.Pd.I., M.Pd., yang akrab disapa Waled Landeng, mengusulkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Etika Media Sosial di Aceh. Gagasan ini disampaikan langsung dalam rapat paripurna DPRA yang digelar pada Senin, 26 Mei 2026, sebagai bentuk kepedulian terhadap maraknya ujaran tidak pantas yang beredar di dunia maya.

Menurut Waled Landeng, media sosial yang seharusnya menjadi sarana edukasi dan komunikasi justru mulai disalahgunakan oleh sebagian masyarakat, khususnya kalangan muda. Ia menyebut, fenomena penggunaan kata-kata kasar dan konten yang tidak etis harus segera diatasi agar tidak menjadi budaya baru yang merusak karakter generasi Aceh.

“Ini bukan soal membungkam kebebasan berpendapat, tapi soal menegakkan etika dan marwah di ruang digital. Kita harus hadir, jangan biarkan medsos jadi tempat saling menghina dan mencaci maki,” tegas politisi Partai PAS Aceh itu. Ia menambahkan, satgas ini nantinya akan melibatkan unsur TNI, Polri, Satpol PP, serta Wilayatul Hisbah (WH) untuk memberikan pembinaan secara persuasif.

Waled Landeng menegaskan bahwa siapa pun yang terbukti menyebarkan ujaran tidak pantas atau merendahkan martabat orang lain di media sosial akan ditegur, bahkan jika perlu dijemput ke rumah untuk diberikan pembinaan. “Yang temenak lekek (berkata tak sopan) kita tegur, kalau perlu kita bina langsung. Ini cara kita menjaga akhlak digital masyarakat,” ujarnya.

Ia menilai pembentukan Satgas Etika Medsos ini sebagai langkah strategis dan preventif. Meskipun tidak bisa memberantas sepenuhnya, Waled Landeng optimis jika program ini dijalankan serius, maka penyebaran konten negatif di dunia maya akan berkurang secara signifikan. “Saya yakin, ini akan berdampak besar kalau dilakukan bersama-sama,” katanya.

Lebih lanjut, ia berharap dukungan dari semua pihak, termasuk eksekutif dan lembaga pendidikan, agar lebih peduli terhadap masa depan generasi muda Aceh. “Kita tidak ingin anak-anak kita tumbuh tanpa pedoman etika, baik di dunia nyata maupun dunia digital. Inilah saatnya kita bersinergi menjaga generasi Aceh,” pungkas Waled Landeng.

Pos terkait