Ngeri..!!! Seorang Warga Taluak Ambun Di Terkam Buaya Saat Menyeberangi Kanal Di Air Balam Pasaman Barat

banner 468x60

PASAMAN BARAT, KOMPAS86.com__,
Lagi! Serangan buaya kembali menggemparkan masyarakat Pasaman Barat. Seorang warga bernama Depi Pahrizi (47), warga Jorong Sumba, Nagari Taluak Ambun, Kecamatan Lembah Melintang, dilaporkan diterkam buaya saat menyeberangi kanal milik PT BPP di kawasan Air Balam, pada Selasa siang, 13 Mei 2025, sekitar pukul 11.00 WIB.

Menurut keterangan saksi mata, korban saat itu Berada dalam Perahu Ingin perjalanan menuju kebun bersama tiga orang rekannya.Kebiasaan Sehari-Hari Mereka harus menyeberangi kanal yang berada di sebelah kanan jembatan besi arah Sikabau Untuk Menuju Perkebunan Sawit Yang Berada Di Seberang Sungai Kanal. Saat Depi, Ingin menyeberang Posisinya paling belakang, berada di tengah kanal, Tiba-tiba Munculnya Seekor Buaya dari dasar air dan langsung menyeret tubuhnya, Dengan Begitu Cepat.

Buaya itu muncul begitu cepat dari bawah air dan langsung menarik Depi. Kami bertiga tidak sempat menolong karena semuanya terjadi begitu cepat. Dalam hitungan detik, dia sudah hilang diseret buaya,” ujar salah satu rekan korban yang menyaksikan kejadian tersebut.

Hingga berita ini diterbitkan, korban masih belum ditemukan. Proses pencarian terus dilakukan oleh warga setempat, aparat nagari, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kecamatan Lembah Melintang, serta pihak terkait lainnya. Tim gabungan menggunakan perahu tradisional dan alat seadanya dalam upaya pencarian di sepanjang aliran kanal.

Peristiwa ini menjadi kasus serangan buaya kedua dalam kurun waktu kurang dari sebulan di wilayah tersebut. Sebelumnya, pada 26 April 2025, seorang warga Ujung Gading bernama Sukriadi (56) juga menjadi korban keganasan buaya di aliran Sungai Batang Rosak, Jorong Sikabau. Setelah lima hari pencarian, tim hanya berhasil menemukan potongan kaki korban sekitar 2,3 kilometer dari lokasi kejadian.

Maraknya serangan buaya dalam beberapa waktu terakhir memicu keresahan warga. Mereka mendesak pemerintah daerah dan instansi terkait untuk segera mengambil langkah konkret guna mengantisipasi ancaman satwa liar tersebut yang kian merajalela di sekitar permukiman dan area aktivitas warga.

“Kami sangat khawatir. Setiap harinya harus melintasi kanal atau sungai untuk ke kebun. Kami butuh perlindungan dan tindakan nyata agar kejadian seperti ini tidak terus Terulang,” Ujarnya seorang tokoh masyarakat setempat.

Semestinya Ini jadi Renungan Untuk Pemerintahan, Gimana Upaya Penanggulangan Ancaman Terkaman Buaya. Sampai Saat Ini Masih Belum Ada Keputusan Dari Pemerintahan, Ujar Warga Yang Tinggal Di Daerah Sungai Kanal.

Pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat diharapkan segera turun tangan untuk menangani konflik antara manusia dan satwa buas yang kini semakin sering terjadi di Pasaman Barat.

Untuk Masyarakat Pasaman Barat Lebih Berhati-hati dalam Aktifitas Di Sungai Maupun Dilaut, Karna Sadisnya Terkaman Buaya Didaerah Pasaman Barat Dan Sekitarnya.

#(Eka Saputra)#

Pos terkait