SUBULUSSALAM,Kompas86.Com – Dampak Limbah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Milik PT Mandiri Sawit Bersama (MSB) Kampong Namo Buaya. Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, warga sekitar yang kesehariannya sebagai nelayan malah gantung jaring.
Kehadiran PMKS PT MSB ini, bukannya memberikan dampak yang positif kepada warga sekitar, malah memberikan dampak buruk. Khususnya kepada warga sekitar yang kesehariannya sebagai nelayan.
Oleh karena itu, para nelayan ini pun meminta kebijakan Wali Kota Subulussalam. Lantaran, sudah sebulan ini mereka disana tak kunjung mendapatkan hasil tangkapan, yang dipicu karena Limbah PMKS PT MSB yang telah mencemari Bantaran Sungai Batu-Batu.
“Hampir sebulan ini kami tidak mendapat hasil tangkapan ikan dari Sungai Batu-Batu,” ujar Makmur, salah seorang nelayan di sana. Senin, 07/04/2025.
Ia pun menambahkan, para nelayan disana bisa mendapatkan tangkapan ikan. Namun, jauh ke hulu sungai yang akan menambah pengeluaran mereka dari hari sebelum adanya PMKS PT MSB tersebut.
“Kalau di tempat kita ini, kita nelayan tidak akan mendapat tangkapan, karena dampak limbah PT MSB. Namun, jauh ke hulu melewati Pabrik itu, ada ikan nya. Tapi, pengeluaran kita lebih besar lagi,” imbuhnya.
Ia pun menyadari dirinya sebagai masyarakat biasa dan keseharian berprofesi sebagai nelayan. Oleh karen itu, ia berharap adanya solusi dari Wali Kota Subulussalam. Lantaran, PT MSB telah memutuskan mata pencariannya.
“Kami hanya masyarakat biasa, tidak mungkin kami dapat melawan perusahaan. Kami sangat mengharapkan kebijakan Wali Kota yang pro terhadap masyarakat biasa seperti kami ini,” pungkasnya.
Pewarta : Joni Bancin